Pertemanan bebas ialah istilah yang dipakai untuk mengarah pada sikap sosial di mana seorang, khususnya remaja atau dewasa muda, terturut dalam jalinan romantis atau seksual tanpa loyalitas yang terang atau tanpa ikatan resmi seperti pernikahan. Peristiwa ini bisa mengikutsertakan beragam tingkat keintiman fisik dan emosional di antara pribadi tanpa batas yang dikenai oleh etika-etika sosial atau agama.

 

Faktor-faktor yang bisa memengaruhi pertemanan bebas termasuk peralihan budaya, kenaikan urbanisasi, dan eksposur pada media judi bola dan tehnologi yang memengaruhi pandangan mengenai jalinan manusia. Walaupun sejumlah menyaksikan pertemanan bebas sebagai gestur kebebasan individu, ada pula pandangan yang menyorot dampak negatif psikologis, emosional, dan sosial yang berkaitan dengan praktek ini.

 

Penting untuk ditulis jika pandangan mengenai pertemanan bebas bisa bervariatif di beberapa budaya dan barisan sosial. Sejumlah warga atau agama mungkin mengajari beberapa nilai yang mengutamakan loyalitas dalam jalinan dan memandang pertemanan bebas sebagai sikap yang tidak sesuai dengan atau mungkin tidak benar. Di lain sisi, dalam kerangka budaya lebih liberal, pertemanan bebas mungkin dipandang seperti jalan hidup yang resmi.

 

Penting untuk pribadi untuk pahami beberapa nilai dan resiko dari pertemanan bebas dan untuk membikin keputusan yang berdasar pada beberapa nilai individu dan kesejahteraan mereka sendiri. Komunikasi terbuka dan penghormatan pada beberapa nilai dan batas individu dan kelompok adalah aspek khusus dalam merajut jalinan yang sehat dan memiliki makna, apa itu dalam kerangka pertemanan bebas atau jalinan lebih terlilit.